Jumat, 07 Agustus 2009

Cerpen : Nyamuk jagoan dan 200 ekor cakcakcak


Sedetik kami diam. Saling diam lebih tepatnya. Sedetik lagi kami hanya saling menatap. Bertatapan kurang lebih. Sedetik kemudian mulut terbuka hendak mengucapkan sesuatu. Sama – sama hendak mengucapkan seuatu lebih tepatnya. Sedetik kemudian kami hanya mampu saling menatap, diam dan tersenyum. Saling diam, saling tatap, saling senyum tanpa kata, tanpa bahasa tanpa apapun selain diam, tatapan dan senyuman. Detik – kedetik. Detik kemenit.

Lama aku diam. Begitu juga dia. Kami hening tanpa suara dilatari awan yang berarak membawa gemuruh sebagai tanda langit akan segera mencucurkan hujan. Bibir terkunci rapat hanya mata yang kuat menghujam. Kami saling menatap, tajam dan seperti tak lagi menangkap objek lain selain bola mata kami masing – masing. Langit sudah mendung. titik – titik airpun jatuh pelan – pelan dikening, menetes pada masing - masing senyum yang mengembang.

Aku tahu ada isyarat, ada padaku juga ada padanya. Deretan nada – nada minor membuka rentetan kata – kata kecil, kalimat – kalimat biasa juga paragraf – paragraf sederhana menuju cerita besar, tidak biasa juga istimewa. Aku percaya dan yakin sungguh, betapa hal – hal sederhana yang tak terencana dengan baik akan jauh lebih menarik dari pada sebuah rencana besar yang masterplan-nya digambar diatas millimeter block dan pastinya terutkan dengan rapi sehingga dengan asumsi sederhana itu artinya isyarat kami memutarkan tiap – tiap rol film dengan gambar – gambar dari peran yang berbeda namun sama – sama memiliki tema besar; ketertarikan.

Dia hanya diberi waktu beberapa detik untuk bertindak. Melancarkan rencana besar yang tak terencana demi sebuah keyakinan. Citra itu harus dibuat, adonannya harus siap 24 jam dan harus selalu baru karena kapanpun bisa ditumpahkan ke wadah cetak untuk dipanggang. Lalu rasa…

“ kayakinan itu berasal dari aksi yang ditambah resiko yang akan menghasilkan reaksi. Dan kali ini aksiku adalah aksi yang teramat sangat besar ditambah resiko yang teramat sangat besar pula sehingga sebagai hasil dari penambahan, reaksi yang akan timbul akan lebih besar dari aksi dan resiko dan itu artinya kabar baik. Kabar baik karena peluang besar hasilnyaadalah yakin “ Begitu gumamnya.
Nafasnya tersengal – sengal, terpacu dan menghasilkan sesak nafas . Gugup seakan ingin sekali pura – pura lupa kalau pernah merencanakan sesuatu sebelumnya sehingga patut untuk disiapkan secara dadakan termasuk mental. Namun apapun itu kini posisinya tegap. posisi mula - mula sebelum ledakan mesiu memecah garis mulai. Begitu ada kesempatan disitulah mesiu berbunyi dan posisi akan berubah setelah itu pastinya.

Dia melakukan maneuver tajam lalu menukik lalu mencengkram lalu berusaha memerankan karakter elang dengan sungguh – sungguh tanpa memasukan improfisasi gaya oleng yang tak pernah ada dalam skenario se- ekor elang menyelamatkan anaknya dari sarang penyamun. Tapi sesungguhnya ini benar – benar berbeda.

Situasinya berubah ketika fakta berhasil mematahkan dua kaki kursi belakang fantasi sehingga membuatnya jatuh terperosot kebelakang, terpental jauh dan tak kembali karena nyatanya dia tengah berada dalam situasi kritis. Hanya posisi – posisi fantastislah yang mampu menyelamatkan dirinya dan misi rahasianya karena fantasi yang sebenarnya adalah dia tidak akan pernah berubah menjadi elang.
Dengan bersusah payah akhirnya dia mampu menyeimbangkan posisi. Gerakan – gerakan kecil dengan pola – pola biasa dan maneuver – maneuver sederhana pelan – pelan menyelaraskan rasa percaya yang berarti rasa aman. Dan setelah itu dinding – dinding, tirai juga jendela hanya memiliki satu warna yaitu merah muda. suara “ cakcakcak “ lebih dari 200 pasang langkah yang berlari buas, penuh nafsu dan lebih tepat disejajarkan dengan suara terompet kidung kematian berupa menjadi irama akustikan manis dengan ornament - ornamen yang serupa dengan gerak menukik, memutar dan melesat lagi keudara dalam bentuk slow motion. Dunia begitu indah dalam irama akustik dan lampu diskopun tak mampu menghalau mata untuk merekam sejarah. “ aku yang membawanya, dia percaya. Aku dipeluknya erat, dia nyaman “ begitu gumamnya.

“ jika selamat, hasil besar akan menanti “ begitu gumamku.
Gerakan – gerakan asal yang spontan terekam dengan komposisi yang tepat. jarak mereka hanya terpaut dua langkah. Lekuk – lekuk tubuh jelas mebuat tertarik, memancing – memancing emosi 200 “cakcakcak” untuk semakin memburu dan ingin menyelesaikan permainan dengan licik karena merasa tak ada lawan yang pantas diladeni. Tapi 200 lebih cakcakcak itu tak pernah tahu apa yang diberkeliaran di kepalanya adalah penyataan bersedia melakukan aksi melindungi dan menerimo resiko terbesar seperti menjadi tumbal seumur hidup misalnya.

Nyamuk jagoan telah bersumpah sungguh – sungguh untuk melindungi dengan beraksi menghadang segala bentuk serangan. Nyamuk jagoan juga menandatangani surat perjanjian dengan harga dirinyanya bahwa tidak akan pernah menjadi pengecut dengan lari dari resiko yang terjadi. Nyamuk terselamatkan hanya mengangguk mewakili keinginan untuk membenarkan. Bersembunyi dibalik punggung nyamuk jagoan yang menarikan tarian mistis berjudul penyelamatan.
Kami tetap saling menatap. Membuka ingatan masing – masing tentang takdir pertemuan, takdir kedekatan dan yang paling sulit adalah tentang embaran takdir baru yang masih basah tintanya dan belum selesai ditulis. Takdir perpisahan, takdir terberat untuk dipublikasikan secara wajar. Takdir yang sampai detik terakhir hanya mampu diisi dengan kekosongan, hitam putih lalu abu – abu.

“ sedikit lagi jendela rumahmu akan terlihat dan setelah dinding ini kau akan selamat. Benar – benar selamat dan jangan pernah mencoba lagi “

Nyamuk jagoan terbang lurus, melewati belokan dan tetap lurus. Jendela rumah nyamuk terselamatkan telah nampak didepan mata. Namun tiba – tiba nyamuk jagoan merubah gerakannya, berhenti melarikan diri dan berputar – putar ditempat seakan – akan bermaksud mengejek 200 ekor lebih cakcakcak. Dan benar, gerakan berputar – putar yang lebih mirip gerakan tarian walz membuat mereka 200 ekor lebih cakcakcak seperti cacing kepanasan dan melompat – lompat dengan rahang terbuka lebar. Satu – satunya keanehan adalah nyamuk jagoan kembali bergerak, cepat dan yakin setelah merasa tetap menjadi satu – satunya perhatian, tapi dengan arah yang berubah. Bukan lurus, bukan kerah jendela tapi menukik tajam kebagian bawah.

“ kemana kita ? bukankah katamu aku akan segera benar – benar selamat ? jendela ada disana, sedikit lagi. Kenapa arahnya berubah ? “
Nyamuk terselamatkan menengok kekiri. Melihat jendela yang semakin jauh tertinggal dibelakang dan seperti hendak mengucapkan kata berpisah karena belum juga ada jawaban. Nyamuk jagoan terus menukik tajam. 200 ekor lebih cakcakcak terus bernafsu memburu punggung rupawan, tapi mereka tak tahu apa yang ada didalam kepala nyamuk jagoan.
“ peluk aku lebih erat. Aku ingin sekali memelukmu sendiri untuk memastikan eratannya tapi aku percaya kamu percaya padaku. Peluk aku, peluklah erat - erat “
Nyamuk jagoan berakting menoleh kebelakang. Memastikan nyamuk terselamatkan tetap yakin. Baginya keyakinan adalah satu – satunya alasan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dan itu teramat penting baginya dan misi rahasianya.

“ setelah ini kau akan benar – benar selamat keran akan justru sebaliknya jika kita tak melakukan ini “
Nyamuk jagoan merasa telah benar – benar yakin untuk melakukan rencana besarnya. Misi rahasia yang telah disimpan rapi sejak lama demi sebuah pengakuan kini telah tertunaikan. Sebuah pertunjukan yang spektakuler harus selalu selalu memiliki atraksi penutup yang menawan dan menuai kagum. Sontak dunia akan menoleh dan memberikan standing applause walau sejujurnya bukan itu satu – satunya hasil yang diharapankan.

Nyamuk jagoan melakukan maneuver terakhir, gaya terbang paling mutakhir. Menukik tajam, dengan kecepatan penuh lalu menuju titik puncak. Nyamuk terselamatkan takjub dan takzim melihat apa yang ada beberapa meter dihadapan mereka. nyamuk jagoan tak memberinya jawaban tapi kini dia menemukan jawaban itu sendiri.

“ aku akan menjebloskan cakcakcak itu disana. Menghanyutkan mereka dengan semua ketamakan yang akhirnya hanya akan membawa sengsara “
Nyamuk terselamatkan menyungging senyum dan memeluk nyamuk jagoan dengan sangat erat. Dia telah memilih untuk terpukau lalu memberikan standing applause terlebih dahulu sebelum nyamuk jagoan menyampaikan maksud itu kepadanya.

Maneuver terakhir itu kini benar – benar menuju ketitik puncak. Lurus dan gemulai menuju adegan penutup. Nyamuk jagoan memperlambat kecepatan tempuhnya, menunggu 200 ekor lebih cak – cakcak yang semakin bernafsu, memastikan gerombolat seberat itu hanya melihat mereka bukan yang lain dan…

“ aku harap semuanya akan berakhir indah sesuai harapan “
Nyamuk terselamatkan mengeratkan pelukan sebagai isyarat “iya” untuk kalimat terakhir nyamuk jagoan lalu mereka kembali melesat dengan kecepatan tinggi. Lalu…

“ Kau tahu apa yang akan dilakukan nyamuk jagoan ? kau tahu apa yang telah dia korbankan untuk membayar kesempatannya ? “

Dia hanya menggeleng.

“ nyamuk jagoan membawa nyamuk terselamatkan ke rumahnya. Menggiring 200 ekor lebih cakcakcak masuk kedalam selokan, tercebur, mengalir bersama sisa – sisa pembuangan yang baunya memusingkan dan mematikan. Lalu membawa nyamuk terselamatkan pulang kerumahnya dengan selamat. benar – benar selamat “

Dibelakang layar, nyamuk jagoan menerima senyum sumringah dari nyamuk terselamatkan. Semua diluar dugaan, apa yang tak pernah terbayangkan sebelumnya menjadi kenyataan yang tersaji diatas piring cantik. Mata bertemu dan senyum itu benar – benar hanya tertuju pada satu titik.

“ dan titik itu aku “

Aku masih tetap diam. Begitu juga dia. Tak ada satu katapun yang berhasil keluar.mata kami hanya saling menatap. Entah sudah berapa tetes hujan yang pecah dikening, berapa juga yang pecah dipipi tapi baru satu yang pecah dari bola matanya. Sudah lama aku tak melihatnya menangis. terakhir kalinya adalah setengah tahun lalu ketika dia memilih kembali pulang dan memastikan pertemuan untuk bercerita tentang beban berat yang ingin sekali dibagikannya padaku. Kini aku melihat air mata itu menetes lagi. Aku membalasnya dengan senyuman. Senyum yang akan selalu begitu karena berarti deposito kebahagiaan yang aku dapat transferkan untuk membesarkan hatinya.

Waktu habis. Jendela akan segera ditutup dan tak ada obrolan apa – apa disisa waktu kecuali menikmati senyuman yang terimpikan sejak lama. Nyamuk terselamatkan mengucapkan kata berpisah, berbalik tanpa tahu alasan nyamuk jagoan melakukan aksi dan resiko apa yang akan dihadapi pahlawannya selepas itu.

“ Apa maksud yang sebenarnya dari aksi nyamuk jagoan menyelamatkan nyamuk terselamatkan dari 200 ekor lebih cakcakcak dan apa resiko yang diterimanya setelah itu ? “
Suara pertamanya dalam beberapa menit terakhir.

“ kamu belum menceritakanya. aku ketiduran dan kamu menyatakan itu sebagai hutang. “
Aku dengan segera ingin menjawab. Menyatakan kenyataan yang tersirat dibalik surat berisi cerita fiksi. Sebentuk khayalan buta yang keluar begitu saja sebagai dongeng sebelum tidur. Tapi aku kembali menangkap isyarat dan aku tahu aku hanya perlu menjaga tidurnya dan tak membuatnya terbangun ditengah malam karena ketakutan. Kami sama – sama takut, begitu kata isyarat. Sama – sama takut menghilang dan kehilangan. Rautnya kini campur – campur begitu juga rautku pastinya. Raut kami campur – campur. Tak berkedip, ketakutan dan air mata haru yang tertahan untuk berubah menjadi isakan. Waktu sudah tak cukup lagi.

“ aksi itu adalah bentuk pengungkapan. Bagian penentu tercapainanya angan – angan dan harapan. Aksi itu adalah momentum. Hari terhebat dari pertempuran rasa takut dan kebahagiaan. Aksi itu adalah bahasa tanpa suara. Pembuktian akan perasaan yang telah lama dipendam nyamuk jagoan kepada nyamuk terselamatkan. Walaupun setelah itu dia harus menghadapi bahaya besar ketika kembali pulang. Tapi alasannya kuat untuk tetap tersenyum. Isyaratnya terbayar setimpal dengan tatapan yang mewakili isyarat yang sama.”

“ mereka bertemu lagi ? “ tanyanya datar dengan tetap beradu pandang walau kini air matanya berlinang tanpa suara.

“ ceritanya cuma sampai disitu. Aku tak tahu bagaimana kelanjutanya “

Lima menit itu habis, waktu kami habis. Jendela terbuka mengingatkan waktu. Aku tetap berusaha untuk menahan langkahku tapi akhirnya dia menubruk tubuhku. Luruh dalam linangan air mata yang kini disertai isakan dan ucapan terima kasih serta ungkapan takut berpisah dalam hujan yang kini tak lagi rintik - rintik tapi lebih dari itu. aku tahu ada badai. padanya, juga padaku.

Mobil travel melaju meninggalkanku yang mematung didepan pagar dan dengan maneuver kecil yang sangat biasa akhirnya “dia” menghilang ditikungan dan sebentar lagi terbang jauh. Kami punya jawaban masing – masing. Jawaban yang adalah isyarat untuk menjawab pertanyaan terakhir yang tak sempat dijawab; akankah mereka bertemu lagi ?

Aku berbalik melepas kepergiannya, mengunci pagar dengan ketakutan wajar yakni tak mau kehilangan dan membuka pintu. Aku tahu dia kini telah terpuruk dijok belakang dengan tiupan angin dari dari jendela yang menghamburkan butir – butir air hujan. Kuayunkan langkah pertamaku kedalam rumah. 200 ekor bahkan lebih cakcakcak memenuhi ruangan, menatap buas dan siap – siap menyerang pada langkah berikutku. Aku bukan nyamuk jagoan yang mampu menyelamatkan diri. Aku hanya seorang muki, dan anya baru saja telah pergi. Namun seperti sumpah mati – matian juga janji dengan harga diri, jangankan 200 ekor. 2 juta cakcakcak akan aku hadapi. Bukan untuk menyelamatkan diri. Tetapi untuk bertahan sebelum kembali beraksi untuk resiko yang lebih manis dari ini.

“ Kita akan bertemu lagi” hatinya berdesir

Tanpa anya, muki kini diserang 200 ekor lebih cakcakcak. Setiap aksi memiliki resiko dan untuk itu sekali lagi nafasnya bergumam “ aku bertahan untukmu demi rasa cinta yang itu kuat dan murni sebagai alasan untuk tak akan pernah meninggalkan dan menunggu hujan badai reda“
-------
Iphank dw
Selesai : 04.04 am. 07.08.09
( sebuah dongeng sebelum tidur untuk tuan putri : Cinta yang itu kuat dan murni adalah alasan untuk bertahan dan tak berpisah. )

1 komentar: